INI LO BEDANYA TAKBIR IDUL FITRI DAN IDUL ADHA




    Adapun di antara kesunahan pada hari raya idul fitri dan idul adha adalah mengumandangkan takbir. Dalam Fathul Qarib al-Mujib , Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I menjelaskan, takbir dalam id terbagi menjadi dua macam yakni,

1.Takbir Mursal
2. Takbir Muqayyad. 

Takbir Mursal

Yakni takbir yang dikumandangkan tidak mengikat waktu dan tempat, dimanapun serta kapanpun bisa dilakukan sepanjang waktu tersebut.

Takbir Muqayyad

Adalah takbir yang mengiringi waktu khusus, yakni dilakukan untuk mengiringi shalat fardhu maupun sunnah.

Takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari pada akhir Ramadhan hingga khatib selesai khutbah pada salat Id.

Berbeda dengan hari raya Idul Adha, yang mana berlaku takbir mursal dan takbir muqayyad.

Pada takbir mursal Idul Adha, dilakukan setelah matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga khatib selesai khutbah pada salat Id.

Sedangkan untuk takbir muqayyad dikumandangkan mulai dari subuh dari tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dilakukannya Puasa Arafah hingga setelah asar pada akhir hari Tasyrik atau 13 Dzulhijjah.

Dengan demikian, bisa dikatakan pada saat hari raya Idul Fitri, umat muslim/at mengumandangkan takbir mursal.

Sedangkan pada hari raya Idul Adha, umat muslim mengumandangkan takbir mursal dan takbir muqayyad.

 

Untuk shighat takbir sendiri sebagai berikut:



اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ،

 اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْد

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu. 

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ

 مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ 

الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

 Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”


Wallahu a'lam.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak